BAHASA ASING YANG BERPOTENSI MEMPENGARUHI PEMAKAIAN BAHASA BALI

Post On : 23 Maret 2012 , Oleh Prof. DR. I Nengah Martha, M.Pd. - Universitas Pendidikan Ganesha, dibaca :3400 kali
1. Unsur Bahasa Asing yang Berpotensi Mempengaruhi Pemakaian Bahasa Bali

Bahasa Indonesia saat ini telah banyak mengambil unsur dari bahasa asing. Unsur tersebut mimiliki potensi yang sangat besar mempengaruhi bahasa Bali. Unsur tersebut berupa: prefiks Anglo-Saxon, prefiks dan akar bahasa Latin, serta unsur bahasa Yunani. Misalnya: 
1. Prefiks Anglo-Saxon:
a. mis- : ‘bad’, ‘badly’, ‘wrong’, ‘wrongly’ 
mispersepsi
mismanajemen
b. over- : ‘too’, ‘excessively’, ‘over’
overproduksi
overdosis
oversuplai
c. under- : ‘beneath’, ‘lower’, ‘insufficient (ly)’
underskor
underdevelop
d. up- : ‘up’, ‘upward’
update
upgrade

2. Prefiks Bahasa Latin:
a. ab- , a- , abs- : ‘off’, ‘from’, ‘away’ 
abnormal
abrasi
abstain
b. ad- : ‘to’, ‘toward’, ‘near’
adekuat
adaptasi 
c. ante- : ‘before’
antemeridiem
d. post- : ‘after’
postmodern
postmortem
e. bi- : ‘two’
bilateral
bilingual
bipartisan
f. semi- : ‘half’, ‘partly’
semifinal
semiformal
g. e- , ex- : ‘out’
erosi
ekslusif
h. im- : ‘in’ , ‘into’, ‘on’ 
implikasi
i. extra- : ‘outside’
ekstrakurikuler
j. intra- : ‘within’
intrainstitusi
k. contra- , contro- , counter- : ‘against’ , ‘contrary’
kontroversi
kontradiksi
l. inter- : between’
internal
interlinear
m. ir- , im- , il- : ‘not’ , ‘un’
irrasional
immoral
illegal
n. bene- : ‘good’ , ‘well’
benediksi
o. mal- , male- : ‘evil’ , ‘ill’ , ‘bad’ , ‘badly’ 
malagizi
malpraktik
p. de- : ‘down’ , ‘down from’ , ‘opposite of’
desentralisasi
degradasi
demoralisasi
q. dis- : ‘opposite of’ , ‘differently’
disintegrasi
r. co- , col- , cor- : ‘togather’ , ‘with’ 
koalisi
kolusi
korelasi
s. pre- : ‘before’
prematur
prenatal

3. Akar Bahasa Latin
a. am , : ‘love’, ‘liking’, ‘friendliness’
amatir
b. fin : ‘end’ , ‘limit’
final
finis
definitif
c. flu , fluc : ‘fluc’ , ‘flow’
fluktuasi
d. gen , gener , genit : ‘birth’ , ‘kind’ , ‘class’
gender
genre
regenerasi
e. lateral : ‘side’
multilateral
f. here , hes : ‘stick’
inheren
koheren
kohesi
g. litera : ‘letter’
literasi
aliterasi
h. man , manu : ‘hand’
manual
manuskrip
i. scrib , script : ‘write’
inskripsi
j. simil , simul : ‘similar’ , ‘like’ , ‘same’
simile
simulasi
k. sol , soli, : ‘alone’ , ‘lonely’ , ‘single’
solo
solilokui
l. solu , solut : ‘loosen’
absolut
resolusi
s. vid , vis : ‘see’ , ‘look’ , ‘sight’
video
visual
televisi
4. Unsur (elemen) Bahasa Yunani
a. aut , auto : ‘self’
autonom
autentik
automatis
b. cracy : goverment’
birokrasi
autokrasi
c. dem , demo : ‘people’
epidemik
demokrasi
d. pan , panto : ‘all’ , ‘complete’
panasea
pantomim
e. chron , chrono : ‘time’
kronis
kronologi
f. mania : ‘madness’ , ‘insane impulse’ , ‘craze’
mania
maniak
g. ped : ‘child’
pedagogi
h. gen , geno , genea : ‘race’ , ‘kind’ , ‘birth’
homogen
heterogen
i. meter , metr : ‘measure’
simetris
barometer
j. ant , anti : ‘against’ , ‘opposite’
antagonis
antitoksin
k. onym , onomato : ‘name’ , ‘word’
akronim
anonim
sinonim
homonim
l. nom , nem : ‘management’ , ‘distribution’ , ‘low’ 
agronomi
astronomi
ekonomi
m. phan , phen : ‘show’ , ‘appear’
fenomena
fantasi
n. therm , thermo : ‘heat’
termometer
o. prot , proto : ‘first’
protagonis
prototip
p. these , thet : ‘set’ , ‘place’ , ‘put’
hipotesis
sintetis
q. aster , astr , astro : ‘star’
astronut
astronomi
r. gram , graph : ‘letter’ , ‘writing’
monografi
stenografi

2. Interaksi Bahasa Inggris, Belanda dengan Bahasa Anglo-Saxon, Latin, dan 
Yunani
Dilihat dari geneologi/tipologi bahasa; bahasa Inggris, Belanda, Anglo-Saxon, Latin, dan Yunani termasuk bahasa serumpun, yakni rumpun Indo-Eropa. Pemakaian bahasa Anglo-Saxon oleh bangsa Inggris, karena penyerbuan orang Anglo-Saxon ke tanah Inggris yang menjadikan orang Inggris menggunakan bahasa Anglo-Saxon secara luas dalam waktu yang cukup lama. Sampai sekarang, bahasa Anglo-Saxon dianggap sebagai dasar bahasa Inggris.
Hubungan wilayah yang dekat antara Inggris dan Belanda (hanya dibatasi oleh Selat Inggris) menyebabkan terjadinya interaksi antara bangsa Inggris dan Belanda, yang juga berpengaruh pada interaksi bahasanya. Pengaruh bahasa Inggris terhadap bahasa Belanda atau sebaliknya, tidak hanya terjadi pada kedua bangsa itu saja, tetapi juga terjadi pada bangsa lain seperti bangsa Belgia dan Irlandia (kecuali Irlandia Utara yang memang menjadi jajahan Inggris).
Bahasa Latin adalah bahasa yang digunakan oleh Kemaharajaan Romawi. Pengaruh bahasa Latin terhadap bahasa Inggris terjadi ketika Inggris menjadi koloni Roma. Pengaruh bahasa Latin tidak hanya terjadi pada bahasa Inggris, tetapi pengaruhnya sangat luas di wilayah utara Roma, seperti: Italia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Norwegia.
Serangkaian kemenangan perang Roma terhadap Kartago, menyebabkan bahasa Latin dibawa ke negara-negara di wilayah Laut Tengah, seperti: Silisia, Sardinia, Spanyol, dan Afrika Utara. Di lain pihak, menyebabkan bahasa Latin mengadakan kontak lebih erat dengan bahasa Yunani. Kontak-kontak dengan bahasa Yunani kemudian diperluas dengan menaklukkan tanah Yunani sendiri dan daerah Balkan.
Bahasa Yunani adalah bahasa yang amat dihormati di wilayah Eropa. Hal ini disebabkan oleh karena Yunani adalah yang pertama di antara bahasa-bahasa Indo-Eropa Barat yang mengemban peradaban. Bahasa Yunani merupakan bahasa filsafat, bahasa ilmu, bahasa sastra, dan retorika. Persentuhan bahasa Yunani dengan bahasa Eropa Barat lainnya seperti Inggris dan Belanda terjadi tatkala bangsa itu memiliki hubungan saling mempengaruhi secara mesra dalam lingkungan budaya Eropa. 

3. Peran Bahasa Inggris dan Belanda terhadap Penyebaran Bahasa Anglo-Saxon, 
Latin, dan Yunani 
Telah diungkap di depan, bahwa bahasa Inggris mempunyai hubungan yang erat dan banyak dipengaruhi oleh bahasa Anglo-Saxon, bahasa Latin, dan bahasa Yunani. Sementara itu, dalam era selanjutnya, bahasa Inggris mempunyai perkembangan yang sangat cepat. Bahasa Inggris mempunyai jumlah penutur yang paling besar di dunia, selain bahasa Rusia. Bahasa Inggris dipakai pada negara jajahannya, persemakmurannya, maupun pada negara bukan jajahannya. Bahasa Inggris dipelajari di sekolah-sekolah pada hampir semua negara, terutama pada tingkat perguruan tingginya. 
Dalam bidang lain, bahasa Inggris menjadi bahasa dagang dan niaga, dan bahasa pergaulan atau pengantar pada banyak bagian negara di dunia. Bahasa Inggris digunakan oleh tiga per empat pemancar radio di dunia. Dalam segala segi itu, bahasa Inggris seperti bahasa Latin pada abad ke-5 masehi. Lebih dari itu, bahasa Inggris menunjukkan kemampuan menyerap dan berasimilasi, dengan diambilnya begitu banyak unsur (kata, tata bahasa, dll.) dari banyak bahasa, seperti: bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasa Prancis - Normandia.
Meskipun telah menerima pengaruh bahasa lain yang begitu besar, dalam perjalanan sejarahnya, bahasa Inggris telah menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dari “dalam” dengan kemampuan mencipta, menggabungkan, dan menyederhanakan sedemikian rupa, sehingga kosakatanya menjadi terkaya di dunia, dan salah satu di antaranya yang paling tepat dan paling ekspresif.
Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Inggris cenderung bersifat analitis, di mana sejumlah besar konsep yang sama dengan kata-kata yang singkat diikat secara longgar oleh alat-alat sintaksisnya.
Pada akhirnya, sekarang ini, bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional. Peran bahasa Inggris sekarang ini begitu besar. Bahasa Inggris digunakan dalam segala lapangan kehidupan.
Mengenai peran bahasa Inggris di dunia internasional, John Naisbitt dan Aburdene (1995) dalam bukunya “Megatrens-2000” mengungkapkan sebagai berikut.
1. The language of information age is English. Computers talk to each other in English. More than 20 percent of all information stored in the more than 100 million computers around the world is in English.
2. English is the language of international business. When a Japanese businessman strikes a deal anywhere in Europe, the chances are overwhelming that the negotiations were conducted in English.
3. English is replacing the dominant European languages of centuries past. English has replaced French as the language of diplomacy; it is the official language of international aid organizations such as Oxfam and Save the Children as well as of UNESCO, NATO, and the UN. 
4. German was once the language of science; today more than 80 percent of all scientific papers are published first in English. Over half the world’s technical and scientific periodicals are in English, which is also the language of medicine, electronics, and space technology.

Dari uraian di atas tampak bahwa, hampir semua bidang kehidupan informasi dirambah oleh pemakaian bahasa Inggris, baik informasi tentang ilmu, teknik, budaya, sosial, kesehatan, diplomasi, politik, ekonomi, dll. Informasi itu menyebar ke seluruh dunia melalui bahasa Inggris. Tentu saja bahasa Inggris (yang telah menerima pengaruh dari bahasa Anglo-Saxon, Latin, dan Yunani) juga mempengaruhi bahasa Indonesia sesudah bahasa Belanda. Pengaruh bahasa Inggris terhadap bahasa Indonesia terjadi pada abad ke-20. Sayangnya dalam Politik Bahasa Nasional dinyatakan bahwa, yang kita pungut adalah bahasa Internasional (Inggris). Pada hal, kata atau unsur morfologis tertentu telah lama atau lebih dahulu masuk melalui bahasa Belanda. 
Bahasa Belanda adalah bahasa yang lebih dulu mempengaruhi bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Inggris. Kondisi bahasa Belanda ketika mulai mempengaruhi bahasa Indonesia sudah terpengaruh oleh bahasa Latin dan Yunani. 
Sebagaimana diketahui bahwa, bangsa Belanda pertama kali tiba di Indonesia (Banten) pada tahun 1595 di bawah pemimpin Cornelis de Houtman. Motif dasar kedatangannya adalah didorong oleh faktor ekonomi dan petualangan. Dari tujuan ekonomi dan petualangan, oleh karena Belanda tidak mau kehilangan negeri Indonesia yang kaya raya akan rempah-rempahnya, maka Belanda mulai mengembangkan cakarnya. Belanda mulai menggunakan kekuatan politik dan militernya dalam mengendalikan Indonesia. Hal ini tampak jelas ketika J. P. Coun menjadi Gubernur Jenderal. Dengan demikian, mulailah kolonialisme Belanda di Indonesia yang berlangsung sampai tiga setengah abad (1595 – 19945).
Sejak Belanda menjajah Indonesia, Belanda memberi pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Dalam hubungannya dengan kosakata, bahasa Indonesia banyak mengambil kata maupun unsur/anasir dari bahasa Belanda. Unsur itu bisa merupakan unsur bahasa Latin maupun bahasa Yunani yang telah mempengaruhi bahasa Belanda lebih dulu.

4. Kondisi Struktur Morfologis Bahasa Indonesia, dan Hubungannya dengan
Pengaruh Bahasa Asing
Perkembangan bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari adanya pengaruh berbagai bahasa, baik pengaruh dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Pengaruh yang mudah dikenal dalam bahasa Indonesia adalah pungutan afiks, kosakata, dan unsur kosakata lainnya. Masuknya afiks, kosakata, dan unsur kosakata lainnya ke dalam bahasa Indonesia dimungkinkan oleh berbagai sebab, antara lain; (1) Bahasa Indonesia memang memerlukan unsur itu untuk memenuhi kekurangan-kekurangan. (2) Dalam pergaulannya dengan bahasa internasional, bahasa Indonesia memerlukan wahana pengungkapan untuk menyatakan berbagai konsep, yang wahananya tidak tersedia dalam bahasa Indonesia sendiri. (3) Bahasa Indonesia bisa dengan mudah menerima pengaruh bahasa lain atau bahasa asing, karena sistemnya yang “longgar” (sistem inkorporasi/aglutinasi). Hal ini berbeda dengan bahasa analitik, atau bahasa-bahasa fleksi, yang kaidah konjugasi dan deklinasinya menjadi “benteng” yang menyulitkan bagi masuknya unsur bahasa lain.
Seperti telah dipahami bahwa, bahasa-bahasa di dunia digolongkan-golongkan menurut sistem pembentukan morfologinya menjadi 4 jenis, yakni: sistem isolasi, fleksi, analitik, dan sistem aglutinasi/inkorporasi. Keempat jenis sistem itu juga sering disebut tipologi morfologis bahasa. Bahasa Indonesia, seperti bahasa Nusantara lainnya termasuk golongan yang keempat (inkorporasi/aglutinasi). Secara morfologis, ciri khas dari bahasa golongan aglutinasi ini adalah: 
1. memiliki morfem bebas dan morfem terikat.
2. Pembentukan kata turunan, dengan cara melekatkan morfem terikat pada morfem bebas, tanpa harus diatur oleh waktu dan persona (dalam konjugasi), dan tempat serta fungsi (dalam deklinasi).
3. Frase dibentuk dengan memadukan kata yang satu dengan kata lainnya.
4. Pemberian fungsi sebuah kata di dalam kalimat lebih banyak ditentukan oleh imbuhan (afiks) bukan dengan morfem kasus.
Sifat dari sistem morfologis seperti ini memungkinkan bahasa Indonesia menyerap pengaruh dari bahasa lain. Hal ini telah dibuktikan oleh bahasa Indonesia sejak masih bernama bahasa Melayu. Betapa banyak pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia, baik dalam bentuk morfem terikat, morfem bebas, akar kata, maupun elemen kata. Malahan sampai terjadi bentukan-bentukan hibribis dalam kosakata bahasa nasional sekarang. Tentu saja ini dimungkinkan oleh “kelonggaran” sistem bahasa Indonesia. 
Unsur asing dalam wujud katanya yang utuh seperti contoh-contoh di atas telah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Niscaya, hal tersebut bisa berlanjut pengaruhnya pada bahasa Bali, sebab orang Bali juga pemakai bahasa Indonesia yang berbicara banyak hal/banyak bidang. 

5. Buku Bacaan
Carter, Ronald and Michael McCarthy. ( - ). Vocabulary and Language Teaching. New York: Longman.
Djalinus dan Azimas Enong. (1978). Kamus Umum Lengkap Internasional Populer. Jakarta: Penerbit Simplex.
Gregory .(1976). Kamus Latin – Indonesia. Jakarta: Penerbit Bhratara.
Levine. (1975). Vocabulary. New York: Amco School Publication Inc.
Majelis Bahasa Indonesia – Malaysia. Daftar Kumulatif Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Martha, I Nengah. (1998). “Penggunaan Prefiks Anglo-Saxon, Prefiks dan Akar Bahasa Latin, serta Unsur Bahasa Yunani dalam Buku Teks IPS dan PPKn untuk Siswa SMU Kelas 1”, Cawu I (Hasil Penelitian): STKIP Singaraja.
Pei, Mario. (1971). Kisah daripada Bahasa. (Terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: Bhratara.